Jadi Pembina Apel, Polsek Jatilawang Ajak Siswa SMK Wijayakusuma Jaga Ketertiban dan Demokrasi Tanpa Anarki

Jadi Pembina Apel, Polsek Jatilawang Ajak Siswa SMK Wijayakusuma Jaga Ketertiban dan Demokrasi Tanpa Anarki
JATILAWANG – Ada yang berbeda pada pelaksanaan apel pagi di SMK Wijayakusuma Jatilawang, Senin (1/9/2025). Bertindak sebagai pembina apel adalah Bapak Kuswanto perwakilan dari jajaran Kepolisian Sektor (Polsek) Jatilawang. Kehadiran aparat kepolisian di tengah-tengah siswa ini merupakan bagian dari program Police Goes to School untuk memberikan pembekalan dan imbauan langsung terkait pentingnya menjaga ketertiban masyarakat (kamtibmas) dan menyuarakan pendapat secara beretika.
Dalam amanatnya di hadapan ratusan siswa dan dewan guru, Bapak Kuswanto menekankan bahwa status sebagai pelajar merupakan fase penting dalam pembentukan karakter. Oleh karena itu, para siswa diajak untuk fokus pada kegiatan positif dan menghindari segala bentuk tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain.
"Pagi ini, saya berdiri di sini bukan hanya sebagai aparat keamanan, tetapi juga sebagai kakak dan orang tua kalian. Kami ingin mengingatkan, masa depan kalian sangatlah berharga. Jangan sia-siakan dengan terlibat dalam tawuran, geng motor, penyalahgunaan narkoba, atau tindakan melanggar hukum lainnya," tegas pembina apel dari Polsek Jatilawang.
Suasana apel berlangsung khidmat saat pesan-pesan kamtibmas disampaikan secara lugas dan humanis. Para siswa diingatkan bahwa menjaga keamanan dan ketertiban adalah tanggung jawab bersama, dimulai dari hal-hal kecil seperti disiplin berlalu lintas saat berangkat dan pulang sekolah, hingga menjaga kerukunan antar teman dan antar sekolah.
Suarakan Aspirasi dengan Cerdas, Bukan dengan Anarki
Selain isu ketertiban, pembina apel juga menyinggung tentang pentingnya memahami cara berdemokrasi yang baik di era digital saat ini. Para siswa sebagai generasi milenial yang aktif di media sosial diharapkan dapat menjadi agen penyampai aspirasi yang cerdas, bukan justru menjadi korban atau pelaku provokasi yang berujung anarki.
"Kebebasan berpendapat itu dijamin oleh negara. Kalian boleh punya opini, boleh punya kritik. Namun, sampaikanlah dengan cara yang santun, melalui jalur yang benar, dan tanpa merusak. Merusak fasilitas umum, memprovokasi di media sosial, atau melakukan kekerasan bukanlah cerminan dari demokrasi, melainkan tindakan anarki yang ada konsekuensi hukumnya," lanjutnya.
Kepala SMK Wijayakusuma Jatilawang menyambut baik inisiatif dari Polsek Jatilawang ini. Menurutnya, pesan yang disampaikan langsung oleh pihak kepolisian dalam forum resmi seperti apel pagi memiliki dampak yang lebih kuat dan efektif bagi para siswa.
"Kami sangat berterima kasih kepada Polsek Jatilawang. Pembinaan karakter seperti ini sangat kami butuhkan. Semoga dengan adanya kegiatan rutin seperti ini, siswa-siswi kami dapat lebih memahami pentingnya hukum dan menjadi warga negara yang bertanggung jawab," ujar pak Masturi S.Ag
Kegiatan apel bersama ini ditutup dengan komitmen bersama untuk menjaga nama baik sekolah dan menciptakan lingkungan belajar yang aman, tertib, dan kondusif, serta menjadi contoh pelajar yang memahami esensi demokrasi yang beradab. Sehingga menjadi Siswa yang Unggul dalam Ilmu, Santun dalam Perilaku dan Istikomah dalam Beribadah agan mudah dijalani,
#SMKHEBAT
#SMKWIKUUNGGUL
#SMKBISA