Demi Keberhasilan, Siswa dan Guru SMK Wijayakusuma Jatilawang "Korbankan" Hari Minggu

JATILAWANG – Saat sebagian besar pelajar menikmati istirahat akhir pekan, suasana berbeda terasa di SMK Wijayakusuma Jatilawang. Setiap hari Minggu, puluhan siswa kelas XII dengan seragam rapi kembali mengisi ruang kelas, bukan karena hukuman, melainkan karena sebuah komitmen bersama untuk menaklukkan masa depan.
Mereka adalah para pejuang muda yang dihadapkan pada dua tantangan besar: menyelesaikan Praktik Kerja Lapangan (PKL) dan mempersiapkan diri menghadapi Tes Kemampuan Akademik (TKA) untuk masuk perguruan tinggi.
Dilema Antara Praktik Kerja dan Persiapan TKA
Sebagai siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), jadwal mereka dari Senin hingga Sabtu tersita sepenuhnya untuk PKL. Program ini sangat penting untuk mengasah keterampilan praktis sesuai standar industri. Namun, di sisi lain, impian untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi menuntut persiapan akademik yang matang, sesuatu yang sulit didapat di tengah kesibukan praktik.
Menyadari tantangan ini, SMK Wijayakusuma Jatilawang tidak tinggal diam. Sebuah inisiatif luar biasa lahir dari diskusi antara pihak sekolah dan para guru.
Inisiatif Penuh Dedikasi: Kelas Tambahan di Hari Libur
"Kami tidak ingin anak-anak kami kehilangan kesempatan hanya karena jadwal yang padat. Potensi akademik mereka harus diasah," ungkap seorang guru yang terlibat dalam program ini.
Solusinya? Menggelar kelas tambahan intensif setiap hari Minggu. Keputusan ini menuntut pengorbanan besar, tidak hanya dari siswa yang merelakan waktu istirahatnya, tetapi juga dari para guru yang dengan tulus mendedikasikan hari libur mereka untuk membekali anak didiknya.
Perjuangan ini disambut dengan antusiasme tinggi oleh para siswa. Mereka sadar betul bahwa kesempatan emas ini adalah investasi tak ternilai untuk masa depan mereka.
"Capek itu pasti, karena enam hari sudah di tempat PKL. Tapi semangat kami lebih besar dari rasa capek itu. Kami sangat berterima kasih kepada bapak dan ibu guru yang mau berjuang bersama kami," ujar salah seorang siswa kelas XII.
Bukan Sekadar Mengajar, Tapi Membangun Mental Juara
Kelas hari Minggu di SMK Wijayakusuma Jatilawang lebih dari sekadar transfer ilmu. Di sana, terbangun ikatan emosional yang kuat antara guru dan siswa. Para guru tidak hanya memberikan materi TKA, tetapi juga suntikan motivasi dan doa, membangun mental para siswanya agar siap bersaing.
Kisah dari Jatilawang ini menjadi bukti nyata bahwa semangat dan dedikasi mampu melampaui segala keterbatasan. Ini adalah cerita tentang perjuangan, pengorbanan, dan harapan yang layak menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan di Indonesia.